MATERI

Menilai Unsur-unsur dalam Karya Fiksi

“Bagaimana cara untuk menilai unsur-unsur dalam karya fiksi?”

Pertanyaan tersebut tentu terlintas di benak dan pikiran kalian, kan. Bagi sebagian orang, menilai merupakan sesuatu hal yang mudah. Namun, bagi sebagian yang lain tentu tidak semudah itu. Untuk mengatasi hal tersebut, setidaknya kita harus memiliki  panduan “cara menilai unsur-unsur karya fiksi”. Adapun cara menilai unsur-unsur karya fiksi sebagai berikut.

1.      Cara menilai dan mengetahui tokoh cerita

Mengetahui pemeran/tokoh dalam cerita itu penting. Megenali pemeran dapat diketahui dengan pertanyaan kepada diri sendiri, yaitu “siapa pemeran dalam cerita ini?”, dari pertanyaan itu maka secara otomatis kita akan tahu siapa saja pemeran/tokoh/pelaku yang terlibat di dalam cerita pada karya fiksi. Selain itu, cara untuk mengenali tokoh cerita adalah melihat atau membaca deskripsi pada cerita yang menjelaskan detail dan gambaran tokoh seperti nama, usia, jenis kelamin, tempat tinggal, dan keluarga. Sementara cara menilai tokoh cerita dalam karya fiksi cukup hanya dengan mengetahui sifat dari tokoh tersebut, apakah dia memiliki sifat yang baik atau positif, buruk atau negatif, kebiasaan tokoh, latar belakang dia melakukan sesuatu, dan hal-hal yang terkait secara langsung kepada tokoh cerita.


2.      Cara menilai dan mengetahui latar cerita.

Latar cerita merupakan tempat atau waktu kejadian cerita dalam karya fiksi. Cerita yang baik tentulah menjelaskan dimana dan kapan suatu peristiwa di dalam cerita itu terjadi. Cara mengenali latar cerita adalah dengan membaca apakah di dalam cerita menjelaskan tempat (seperti hutan, rumah, halaman, gedung, dll) dan waktu (pagi, siang, malam, dahulu kala, dll). Namun terkadang, penulis cerita tidak menjelaskan secara langsung latar cerita secara langsung dan frontal, melainkan dengan menyampaikan latar cerita menggunakan pendekatan panca indera. Biasanya, apabila latar cerita disampaikan melalui pendekatan panca indera, kita tidak akan menemukan tulisan mengenai lokasi dan waktu yang spesifik, tetapi penulis menggambarkan dan mendeskripsikan sesuatu seakan-akan kita bisa merasakan sedang berada di suatu tempat dan berada pada waktu-waktu tertentu. Intinya, di dalam cerita tidak dijelaskan dimana dan kapan terjadi suatu peristiwa, tapi secara tidak langsung kita mengerti dimana dan kapan kejadian itu terjadi melalui penghayatan (seakan-akan kita berada di tempat dan tahu kapan suatu peristiwa itu terjadi). Cara menilai latar cerita pada karya fiksi adalah dengan mengamati dimana terjadinya suatu peristiwa di dalam cerita, mulai dari detail lokasi, karakteristik tempat, suasana, keadaan, dan sebagainya.


3.      Cara menilai dan mengenali tema cerita

    Cara untuk menilai dan mengenali tema cerita pada karya fiksi adalah dengan cara mencoba memahami maksud dan tujuan penulis dalam menciptakan karya fiksi. Contohnya cerita Malin Kundang, tema yang terdapat pada cerita tersebut adalah durhaka pada orang tua.


4.      Cara menilai dan mengenali alur atau jalan cerita

   Cara mengenali alur cerita pada karya fiksi adalah dengan memperhatikan setiap peristiwa yang sedang dihadapi oleh tokoh cerita. Setiap urutan kejadian memuat informasi-informasi yang bermanfaat untuk kelanjutan cerita dalam karya fiksi. Langkah untuk menilainya adalah memahami dan menganalisis apakah alur cerita sudah sesuai, tidak berantakan, selaras, dan padu.




Sumber: 

Gusfitri, L.G. Delfia, E. 2021. Bahasa Indonesia SMP Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan KEMDIKBUD. 

Klik gambar di atas untuk memulai permainan ke-3.