MATERI
Pengertian Karya Fiksi
Karya merupakan ciptaan, sementara fiksi merupakan segala sesuatu yang bersifat imajinatif (rekaan, tidak nyata, atau khayalan). Karya fiksi adalah bagian dari kesusastraan yakni prosa. Secara definisi karya fiksi merupakan cerita rekaan yang bersumber dari imajinasi penulis. Karya fiksi sejatinya merupakan perpaduan antara perasaan dan pikiran (Suharianto, 2008).
Secara umum, fungsi dari penulisan karya fiksi yaitu fungsi ekspresif, yakni sebagai sarana pengungkapan pikiran dan perasaan melalui cerita rekaan. Terletas dari fungsi ekspresif, di dalam karya fiksi itu juga berisi nilai-nilai moral dan bagaimana cara untuk menghadapi dan mengelola masalah (problem fixed).
Ciri-ciri Karya Fiksi
1. Sifatnya rekaan atau mewujudkan imajinasi yang dimiliki oleh pengarang.
2. Dalam karya fiksi ada kebenaran yang relatif dan tidak mutlak.
3. Fiksi umumnya memakai bahasa dengan sifat konotatif dan bukan sebenanya.
4. Karya fiksi tida ada sistematika baku di dalamnya.
5. Karya fiksi umumnya menyasar pada emosi dan perasaan dari pembaca, bukan pada logikanya.
Struktur Karya Fiksi
Struktur karya fiksi seperti tiang penyangga pada suatu bangunan, apabila tiang tersebut tidak ada, maka dapat dipastikan bahwa bangunan itu akan roboh. Hal yang sama demikian dengan karya fiksi, memiliki struktur yang bertujuan untuk menjadikan karya fiksi dapat berdiri sendiri. Adapun struktur karya fiksi sebagai berikut.
Abstrak, merupakan bagian inti yang berisi kesimpulan keseluruhan cerita dalam konteks yang lebih sedernaha dan singkat.
Orientasi, merupakan tahapan pengenalan tema, latar, tokoh, watak, dan lain-lain.
Komplikasi, adalah tahapan munculnya permasalahan yang ada di dalam karya fiksi mulai dari masalah dasar hingga masalah puncak.
Evaluasi, merupakan tahapan pemecahan masalah atau penyelesaian masalah yang dilakukan oleh tokoh di dalam cerita pada karya fiksi.
Resolusi, adalah bagian tahapan penjelasan bagiamana tokoh menyelesaikan masalah dengan melakukan aksi dan solusi.
Koda (reorientasi), berisi amanat dan moral positif yang dapat dipetik dari cerita pada karya fiksi.
Jenis Karya Fiksi
1. Dongeng
Dongeng merupakan bentuk cerita bersifat khayal dan ajaib yang berasal dari mulut ke mulut atau dari generasi ke generasi. Dongeng bertujuan sebagai cerita untuk menghilangkan kesedihan dan mendatangkan kegembiraan. Dalam dongeng banyak terkandung nilai-nilai moral dan nasihat bagi pembaca atau pendengarnya. Dongeng bisa dibagi menjadi beberapa jenis:
a. Sage
Sage merupakan jenis karya fiksi yang berhubungan pada suatu kejadian atau peristiwa yang ada kaitanya dengan sejarah. Contoh: Lutung Kasarung, Damarwulan
b. Mite
Mite adalah jenis karya fiksi yang menyangkut suatu kepercayaan dalam masyarakat. Contoh: Cerita Tentang Dewi Sri adalah Ratu Padi.
c. Legenda
Legenda merupakan jenis cerita karya yang bersifat khayal untuk menjelaskan tentang terjadinya suatu daerah hingga foto tempat-tempat lainnya. Contoh: Tangkuban Perahu, Asal-usul Banyuwangi.
d. Fabel
Fabel yaitu jenis karya fiksi yang berisikan cerita hewan hewan yang mempunyai tingkah laku yang mirip dengan manusia. Contoh: Si Kancil dan Peladuk Jenaka.
e. Dongeng Lucu
Dongeng lucu atau cerita jenaka merupakan karya fiktif yang berisikan kisah atau perjalanan suatu tokoh yang menimbulkan kelucuan atau humor. Contoh: Lebai Malang dan Abu Nawas.
2. Novel
Novel adalah jenis karya fiksi yang panjang dan mengandung suatu cerita tentang kisah hidup manusia pada kurun waktu tak tentu dalam hidupnya dan belum ada penyelesaian secara sempurna. Contoh: Koala Kumal dan Ketika Cinta Bertasbih.
3. Cerpen atau Cerita Pendek
Cerpen merupakan jenis karya fiksi yang menceritakan suatu kejadian dalam hidup manusia secara sekilas dan biasanya tidak ada penyelesaian dalam akhir cerita. Contoh: Cinta Laki-laki dan Sepotong Cinta dalam Diam.
4. Roman
Roman yaitu suatu cerita yang berkisah tentang percintaan. Contoh: Layar Terkembang, Siti Nurbaya.
Sumber:
Bola.com. Penulis: Reza Aditya Grandianto. Published: 15 September 2022.
Gusfitri, L.G. Delfia, E. 2021. Bahasa Indonesia SMP Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan KEMDIKBUD.